Dalam dunia logistik dan pergudangan modern, efisiensi ruang adalah kunci utama dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan produktivitas. Salah satu faktor penting yang sering luput diperhatikan adalah cara menghitung posisi penempatan pallet. Penempatan yang tepat bukan hanya menghemat ruang, tetapi juga mempermudah alur kerja, mempercepat distribusi, dan meminimalkan risiko kecelakaan kerja.
Daftar Isi

Artikel ini akan membimbing Anda secara sistematis dalam memahami prinsip-prinsip perhitungan posisi pallet di gudang, lengkap dengan rumus praktis dan contoh penerapannya di lapangan.
Mengapa Perlu Menghitung Posisi Penempatan Pallet?
Sebagai praktisi atau manajer gudang, Anda tentu menyadari bahwa penataan barang tidak boleh sembarangan. Penempatan pallet yang salah dapat menyebabkan:
- Pemanfaatan ruang yang buruk
- Keterlambatan pengambilan barang (inefisiensi picking)
- Risiko kerusakan barang
- Hambatan pada jalur forklift atau peralatan handling lainnya
Menghitung posisi pallet dengan benar berarti Anda mengoptimalkan ruang gudang dengan pendekatan yang terukur dan berbasis data. Ini merupakan praktik terbaik dalam warehouse management system (WMS) modern.
Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan
Sebelum masuk ke perhitungan teknis, pahami terlebih dahulu beberapa variabel penting:
1. Dimensi Pallet
Ukuran pallet yang umum digunakan di Indonesia adalah 1200 mm x 1000 mm. Namun bisa bervariasi tergantung kebutuhan industri.
2. Ukuran Gudang (Area Bersih)
Total luas lantai gudang dikurangi area yang tidak bisa digunakan (jalur forklift, tiang, area pemuatan, dll).
3. Jarak Antar Pallet
Standar keselamatan kerja biasanya menetapkan adanya jarak minimum antar pallet untuk sirkulasi dan akses forklift, umumnya sekitar 100–150 mm.
4. Tipe Penempatan
- Block Stacking (tanpa rak): Pallet ditumpuk langsung di lantai.
- Racking System: Menggunakan rak statis (selective racking, drive-in, dll).
Cara Menghitung Kapasitas Posisi Penempatan Pallet
Berikut rumus umum yang bisa Anda terapkan untuk menghitung posisi pallet pada gudang:
1. Perhitungan Sederhana (Tanpa Rak)
Rumus:
Jumlah Posisi = (Luas area tersedia) / (Luas 1 pallet + Jarak Sirkulasi)
Contoh Kasus:
- Luas area bersih gudang: 1.200 m²
- Ukuran 1 pallet: 1,2 m x 1 m = 1,2 m²
- Tambahkan jarak sirkulasi: 0,3 m²
- Luas efektif per pallet: 1,5 m²
Perhitungan:
1.200 m² ÷ 1,5 m² = 800 posisi pallet
Artinya, Anda dapat menyimpan hingga 800 pallet dalam kondisi penyusunan di lantai secara efisien.
2. Perhitungan dengan Sistem Rak
Untuk gudang dengan sistem rak bertingkat (racking), Anda perlu memperhitungkan jumlah level dan baris.
Rumus:
Jumlah Posisi = (Jumlah baris rak) × (Jumlah kolom per baris) × (Jumlah tingkat rak)
Contoh Kasus:
- 20 baris rak
- Masing-masing baris memiliki 10 kolom
- Setiap rak memiliki 4 tingkat (level)
Perhitungan:
20 × 10 × 4 = 800 posisi pallet
Sama-sama menghasilkan 800 posisi, namun dengan penggunaan ruang vertikal yang lebih efisien, Anda bisa menghemat area lantai dan memperluas kapasitas tanpa menambah luas bangunan.
Tips Profesional: Optimalisasi Posisi Pallet
Sebagai praktisi di industri logistik dan manufaktur, berikut rekomendasi praktis berdasarkan pengalaman lapangan:
✅ Gunakan software WMS (Warehouse Management System)
Membantu menyusun layout digital dan simulasi posisi secara akurat.
✅ Sesuaikan layout dengan jenis barang
Barang fast-moving sebaiknya diletakkan dekat akses keluar untuk efisiensi picking.
✅ Terapkan sistem FIFO atau LIFO
Menentukan arah penempatan dan pengeluaran pallet secara sistematis.
✅ Perhitungkan zona suhu & kelembapan
Untuk barang sensitif, posisi pallet harus mempertimbangkan sirkulasi udara dan akses pengawasan.
Kesimpulan
Menghitung posisi penempatan pallet bukan sekadar persoalan angka, tetapi bagian dari strategi efisiensi logistik yang berdampak langsung pada performa operasional gudang Anda. Dengan memahami variabel-variabel penting, menerapkan rumus perhitungan yang tepat, dan mengintegrasikan sistem penataan modern, Anda akan mendapatkan hasil optimal—baik dari sisi kapasitas maupun kecepatan distribusi barang.
Ingat, efisiensi ruang bukan hanya soal menampung lebih banyak, tetapi bagaimana ruang tersebut mendukung alur kerja yang produktif dan aman.